Kisah bermula pasca pernikahan Maharaja Muda (Dapdap) dengan Ning Sasangkasih (Sasih) hingga tercipta kabut kematian yang menyelubungi Kota Walli Jīng-Kāng, kota baru di wilayah Píng-Yán. Perang tak terhindarkan lagi. Musuh-musuh di Wallidwipa bersekutu kemudian menyerang. Segala tipu-daya dan kelicikan diumbar oleh musuh. Maharaja Muda harus menghalau segala ancaman dari dalam mau pun dari luar Kerajaan. Pada saat yang bersamaan, kabut-kabut lain sedang menjajah hati setiap orang. Kabut yang menyejukkan, mengaburkan, sekaligus membutakan. Bersama Niáng Maharaja (ibunya), Ning Sasangkasih berperan sebagai kunci segala peristiwa. Pada pertemuan mereka dengan Alas Metaum, Sasih berhasil menautkan simpul ingatan masa lalu yang tak selesai.

Segala simpul-waktu yang terhubung menjadi masa depan lalu diceritakan ulang oleh Duwé Alas. Kelak, semuanya diwariskan kepada tiap orang yang bersedia berteduh di bawah daun-daun dan ranting Duwé Alas.